Jumat, 12 Oktober 2018

Refleksi Essay Kunjungan Pangsar Jenderal Soedirman


Nama : Ji’is (I1B018085)

Jurusan : Keperawatan UNSOED

Refleksi Essay

“Kunjungan  Museum Panglima Besar Jenderal Soedirman”

1.      Deskripsi

Pada Senin, 08 Oktober 2018 lalu, saya berkunjung ke Museum Panglima Besar TNI Jenderal Soedirman yang letaknya di Kabupaten Banyumas. Kungungan ini merupakan serangkaian tugas kuliah yang diampuh oleh pak Ns. Asep Iskandar, S. Kep., M. Kep., Sp. Kom. Saya bersama teman sekelas kelas reguler dan ahli jenjang menuju Monumen sekitar jam 9.30 WIB dari kampus Keperawatan Universita Jenderal Soedirman (UNSOED) kami berangkat mengunakan sepeda motor. Sesampai di Museum kami menunggu sejenak diluar sementara pak ketua dan dosen berbicara dengan petugas dan akhirnya kami masuk semua tanpa di bagi menjadi dua kloter. Momen terakhir dalam Museum Kami berpoto bersama depan patung kuda Jenderal Soedirman.

Setelah itu kami keluar dan melanjutkan bermain game yang dibuat oleh kelompok 4 yaitu game Kereta Balon dan game Angkah Kelipatan Tujuh. Untuk game Kereta Balon setiap kelompok 5 orang, peraturannya balon berada di depan leher sambil berjalan menuju garis Finish dan tangan tidak boleh memegang balon tersebut. kemudian untuk game Angkah Kelipatan Tujuh peraturannya semua anggota membuat lingkaran besar kemudian beritung mulai dari satu dan setiap kelipatan 7 harus tepuk tangan sambil bilang “Wow”, dan yang salah harus cabut undi ada yang nyanyi Indonesia Raya, Balonku dengan vokal O dll. setelah gamenya selesai kemudian saat panitia game mengumumkan pemenangnya dan kelompok yang juga tetap dapat hadiah permen termasuk kelompok saya yaitu, kelompok 2 dari awal tidak pernah menang. Kemudia rangkaian acara paling terakhir di Pangsar  yaitu makan kebetulan kelompok saya yang bertugas dalam bidang Konsumsi Dan Transportasi. Setelah makan dan sebagainya pulang ke kampus.

2.      Perasaan

Perasaan saya ketika itu sangat senang dan bangga, mulai dari saat dosen membicarakan akan diadakan suatu projek yaitu mengunjungi Museum Pangsar Jenderal Soedirman  disitu saya sudah mulai penasaran. kemudian pada saat keberangkat kami dibagi menjadi tiga kloter. Kloter pertama kelompok 1 dan 2 di berangkatkan pertama kali dan saya sebagai anggota kelompok 2 karena saya nebeng sama teman yang harusnya berangkat pada kloter pertama menjadi paling terakhir karena teman yang saya tebengi adalah anggota kelompok terakhir yaitu kelompok 2, selang lima menit setelah keberangkatan kloter pertama kini giliran kloter kedua yaitu, kelompok 3 dan 4, selanjutnya disusul oleh rombongan saya yaitu rombongan terakhir.

Setelah sampai di Museum  karena saya berasal dari luar Jawa dan baru pertama kalinya bagi saya menginjakkan kaki di monumen Jenderal Soedirman  tersebut saya sangat bangga. Disitu saya banyak belajar tentang sejarah-sejarah Jenderal Soedirman mulai dari waktu kecilnya hinggalah wafatnya beliau yang di jelaskan oleh pemandu wisata dan kemudian kami berkeliling dari bawah sampai atas melihat sendiri gambaran sejarah Jenderal Sodirman, dimana yang namanya adalah tempatku menimbah ilmu sekarang. Jenderal Soedirman bukanlah keturunan diraja dan bukan pula keturunan kaya namun beliau hanyalah keturunan dari keluarga sederhana yang mempunyai nilai juang yang tinggi untuk negeri ini. Walaupun dalam keadaan sakit dan hidup dengan satu paru-paru namun semangatnya tidak pernah luntur, kata-kata yang membuat ornag-orang terharu yaitu saat beliau mengucapkan “Yang sakit itu Soedirman, Panglima besar tidak pernah sakit”. Beliau dalah sosok pemimpin yang memiliki pribadi yang tangguh, berani, peduli, cerdas dan jujur.

3.      Evaluasi

Kunjungan Pangsar (Panglima Besar) ini cukup bagus dan menyenangkan. Karena dengan kegiatan ini khususnya bagi saya sandiri banyak belajar hal-hal baru mulai dari sejarah-sejarah Jenderal soedirman sampai dengan projek yang dipertanggung jawabkan oleh kolompok saya. Banyak manfaat yang saya dapatkan salah satunya dapat mendengar langsung dari pemandu wisata tentang perjalanan hidup Jenderal Soedirman Mulai beliau lahir hingga menjadi seorang Jenderal. Karakter yang harus ditiru oleh generasi-generasi mudah sekarang ini termasuk saya sendiri adalah karakter Jenderal Soedirman yaitu, tangguh, berani, peduli, cerdas, jujur dan banyak lagi yang dapat diteladani dari beliau.

4.      Analisis

Melaui kunjungan ini saya mendapatkan banyak manfaat salah satunya sebagai motivasi bagi saya agar tetap semangat  dan tambah semangat untuk terus belajar. Karena Universitas Jenderal Soedirman adalah universitasku saya sebagai mahasiswa atau anggota Jenderal Soedirman sebagai generasi mudah yang akan membawa bangsa ini kearah yang lebih baik sebisa mungkin harus bisa meneladani sifat-sifatnya.

5.      Kesimpulan

Hasil kunjungan ke Museum Pangsar (Panglima Besar) TNI Jenderal Soedirman ini memberikan dampak yang cukup bagus untuk kami mahasiswa Keperawatan khususnya bagi saya. Dimana kami samua mendatangi Museum Jenderak Soedirman dan mendengarkan secara langsung tentang sejarah-sejarah Jenderal Soedirman. Karakter yang dimilik Jenderal Soedirman ini sangat bagus di terapkan bagi generasi-generasi mudah yang akan menjadi penerus bangsa dan membawa Indonesia kearah yang lebih baik lagi, seperti tangguh, berani, peduli, cerdas dan jujur yang harus dijunjung tinggi.

6.      Rencana ke Depan

Saya ingin belajar untuk menjadi lebih baik lagi, dan semoga mampu menerapkan karakter Jenderal Soedirman. Dan terus mengingat akan perjuangan Jenderal Soedirman untuk kemerdekaan Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar